WELCOME IN HR7 BLOG'S

Kamis, 16 Januari 2014

Tugas Softskil - Anak Jalanan



Tugas Softskill - Anak jalanan, sering kita dengar dalam kehidupan yang sangat menyedihkan ini. Kehidupan anak jalanan biasanya paling identik dengan jalanan. Tetapi, sekarang ini di jalan-jalan raya, terminal, stasiun, bahkan tempat-tempat wisata, tempat-tempat ibadah selalu kita lihat mereka disana. Mereka mengamen, meminta-minta, bahkan mencopet dompet-dompet orang yang bukan hak milik mereka.
Pada hari minggu pagi tanggal 24 November 2013, Saya bersiap pergi ke kampus untuk berkumpul terlebih dahulu untuk pergi ke sekolah sosial karna tidak semua tahu letak tempat sekolah tersebut walaupun saya tahu karna telah ikut survei minggu sebelumnya, saya juga ikut berkumpul.
Tidak lama setelah saya berkumpul di kampus, lalu saya berangkat menggunakan sepeda motor menuju “sekolah” yang sederhana tetapi dihuni anak-anak imut, lucu dan memiliki keinginan kuat untuk belajar. Sebut saja sekolah itu dengan “De’ Champ Social School”, sebuah bangunan yang terletak di antara gedung-gedung yang pencakar langit, tetapi dari tempat yang sederhana itu lah terlihat keceriaan yang tak ternilai.
Sesampainya di sekolah itu, kami disambut oleh anak muda atau karang taruna dari daerah setempat yang memang mendukung acara-acara social atau kegiatan sekolah sosial tersebut dan di sana pun ada mahasiswa dari kampus lain yang sedang survey juga untuk melakukan kegiatan seperti kami.
Sebelum pak dosen datang saya dan teman-teman memberikan sedikit beberapa games yang cukup menghibur sekaligus meendidik kepada anak-anak sekolah itu, mulai dari menebak soal hitungan, pertanyaan logika sampai seni melipat kertas (origami). Seperti memberikan hadiah kepada siapa yang bisa menjawab pertanyaan kami dari mulai soal hitung-hitungan sampai tebak-tebakan. Pada saat memberikan pengajaran origami tidak sedikit siswa disana yang sudah mahir seni melipat kertas, mungkin karna sudah banyak atau seringnya mahasiswa yang memberikan pengajaran ini sehingga membuat anak-anak itu hafal. Walaupun ruangan kecil yang hanya memakai 1 exhaust dan 1 kipas angin tidak menyurutkan semangat dari anak-anak dan kami untuk member pengajaran. Tidak berapa lama dosen kami pun datang, lalu segera lah pak dosen memberi sambutan kepada ketua yayasan dan anak-anak yang belajar di “sekolah” itu. Para murid pun memperhatikan apa saja yang disampaikan oleh dosen.
            Setelah sambutan selesai saya dan teman-teman memberikan lagi sedikit ilmu yang kami miliki, mulai dari belajar menghitung, menulis, membaca sampai membuat sebuah kerajinan tangan. Anak-anak sangat antusias dengan semua ilmu yang kami berikan, sehingga kami sangat bersemangat dalam memberikan ilmu yang kami miliki. Walaupun mereka sering disebut anak jalanan, mereka memiliki sikap dan perilaku yang baik dan santun. Untuk spesifikasi lebih detail tentang anak jalanan, kita harus lihat apa yang membuat mereka hidup di jalanan. Seperti ada yang di karenakan dari segi ekonomi, dari segi keluarga, dan ada juga karena memang dia lebih nyaman untuk hidup di jalanan meski dia mampu untuk tinggal di dalam rumah.
Memang untuk saat ini pengertian kita tentang anak jalanan, pasti sudah yang macam-macam. Seperti menganggap mereka pencopet, maling, atau anak yang tidak tau aturan. Tetapi kembali ke sebelumnya, kita harus tau apa latar belakang mereka. 
Jadi, inti dari permasalahan yang di peroleh adalah, apakah semua anak jalanan itu bisa di golongkan dengan kaum premanisme? Jawabannya adalah tidak. Karena banyak diantara anak jalanan yang ada menjalankan hidupnya demi untuk menafkahkan keluarganya lagi, dan juga mereka tidak melakukan hal-hal negative yang di pandang masyarakat selama ini.
Setelah selesai memberi pelajaran kami pun berfoto untuk kenang-kenangan dan memberikan sedikit rezeki berupa peralatan sekolah dan snack atau makanan ringan untuk mereka bawa pulang, maka selesailah kunjungan kami ke sekolah social kemarin sekian.

Total Pageviews

 
Design by Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons